selamat datang

Selamat Datang Di Blog MI Selamaya

Kamis, 30 Oktober 2014

kegiatan jum'at pagi

Dalam rangka meningkatkan kualitas anak didik terutama dalam bidang keagamaan kami mengadakan kegiatan pembiasaan hapalan bersama pada setiap jum'at pagi di lingkungan MI selamaya bertempat di Mushola MI Selamaya






Jumat, 21 Februari 2014

Membiasakan siswa melaksanakan shalat

MEMBIASAKAN SISWA MELAKSANAKAN SHALAT


Keberadaan ibadah shalat dalam Islam merupakan sesuatu yang sangat fundamental, hingga ibadah ini dijadikan induk dari semua ibadah yang dapat mempengaruhi ibadah-ibadah lain. Dikatakan bahwa jika shalatnya benar dan diterima oleh Allah swt, maka amal shaleh lainnya akan diterima. Sebaliknya jika shalatnya tidak benar dan tidak diterima oleh Allah swt maka amal shaleh lainnya tidak akan berarti. Orang yang mendirikan shalat dengan benar, pengaruhnya akan membawa kepada aspek-aspek kehidupan yang lain termasuk dalam perilaku sehari-hari. Dalam surat Al-Ankabut ayat 43 Allah swt sendiri menjamin bahwa shalat yang benar akan mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Shalat yang benar tentu saja yang didasari dengan iman dan takwa bukan hanya dijadikan simbol dan rutinitas semata.
Shalat merupakan ibadah mahdhah, artinya ibadah murni yang dibaktikan untuk mendapatkan keridhoan Allah semata. Karena itu kalau kita benar-benar mengharapkan ibadah shalat kita diterima oleh Allah, maka harus menjalankannya sesuai dengan pedoman dan tuntutan yang ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi tanpa menambah atau mengurangi sama sekali.
Jika kita perhatikan sekarang ini banyak orang Islam yang kurang peduli terhadap pelaksanaan shalat. Misalnya ketika ada konser music atau pertandingan sepakbola di suatu stadion orang-orang akan mulai masuk stadion sekitar pukul 14.00 dimana pertandingan akan dilaksanakan pukul 18.00 dan selesai pukul 20.00. Pada masa itu ada waktu shalat yang wajib dilaksanakan akan tetapi kita lihat tidak mungkin penonton melaksanakan shalat di tempat duduk stadion. Dan kita yakin bahwa sebagian besar penonton adalah orang Islam yang punya kewajiban melaksanakan shalat. Kenyataan lain kita perhatikan lingkungan terdekat kita sehari-hari banyak orang yang jarang melakukan shalat terutama anak muda bahkan parahnya kita tidak pernah menegur atau mengajak, begitupun orang tuanya yang seakan sudah tidak menganggap bahwa meninggalkan shalat adalah sebuah dosa besar.
Shalat juga merupakan tiang agama sebagaimana hadits menjelaskan bahwa orang yang mendirikan shalat adalah orang yang mendirikan agama dan orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang menghancurkan agama. Artinya agama Islam bisa dihancurkan oleh orang Islam sendiri yaitu oleh orang yang meninggalkan shalat.
Banyaknya kemunkaran, kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan keji lainnya seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di negara ini sudah pasti dilakukan oleh orang-orang yang shalatnya tidak benar bahkan mungkin orang yang tidak melaksanakan shalat. Sebab perbuatan-perbuatan tersebut tidak mungkin dilakukan oleh orang yang suka mendirikan shalat denga benar sesuai dengan firman Allah swt di atas. Jika orang-orang Islam di negara kita kurang peduli terhadap shalat jangan berharap kemunkaran, kemaksiatan dan perbuatan keji lainnya akan hilang bahkan sebaliknya akan bertambah hingga Allah swt akan murka dengan menimpakan berbagai bencana dan krisis di segala bidang kehidupan, na’udzubillah. Jika orang tua jaman sekarang sudah tidak mempedulikan terhadap pelaksanaan ibadah shalat, bisa kita bayangkan bagaimana generasi mendatang anak cucu kita nanti.
Oleh karenanya kita sebagai orang Islam harus melakukan berbagai upaya agar generasi muda kita memiliki iman yang kuat sehingga bisa mendirikan shalat denga benar yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Shalat bukan hanya harus dilaksanakan tetapi harus didirikan artinya shalat harus dijadikan bagian dari diri.
Di sekolah ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membiasakan siswa melaksanakan shalat diantaranya :
1. Upaya langsung yaitu upaya yang dilakukan langsung dalam proses pembelajaran di sekolah kepada siswa, misalnya dengan membiasakan shalat dhuha, shalat duhur berjamaah, serta mengintegrasikan pendidikan shalat ke dalam berbagai mata pelajaran.
2. Upaya tidak langsung yaitu denga cara berkoordinasi dan bekerja sama dengan orang tua serta lingkungan masyarakat agar senantiasa turut serta berupaya membiasakan anak-anaknya melaksanakan shalat.
Selain di sekolah, keluarga merupakan tempat yang sangat berperan besar dalam pendidikan shalat terhadap anak. Orang tua wajib mendidik anak untuk melaksanakan shalat dengan cara-cara yang benar sesuai dengan tuntunan agama. Begitu pentingya pendidikan shalat terhadap anak, Rasulullah saw memberikan perhatian khusus dalam haditsya hingga membolehkan orang tua memukul anaknya yang berumur sepuluh tahun jika tidak mau melaksanakan shalat. Namun tentu saja pendidikan yang lebih utama adalah pendidikan suri tauladan orang tua yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Wallahu ‘a’lam bishawab.
Ludi kamaludin,S.Pd.I
*Guru MI Selamaya
Kec. Kawali – Kab.Ciamis